Advertisements

Sabtu, 11 Januari 2014

JAKARTA, — Pemerintah terus berupaya menjadikan Indonesia sebagai acuan harga minyak kelapa sawit mentah di pasar global. Dari total harga acuan tarif bea keluar, 60 persen dibentuk dari harga minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil) domestik.

Menteri Perdagangan Gita Wirjawan menjelaskan hal ini di Jakarta, Jumat (1/1). Adapun sisanya berasal dari harga CPO di Malaysia (20 persen) dan Rotterdam, Belanda (20 persen).

”Ini bagus karena tingkat ketergantungan Indonesia terhadap pembentuk komposit lain makin kecil. Berkaca pada timah, harga Indonesia paling tinggi dan terus meningkat. Bahkan, jika selisih harga CPO dengan salah satu pembentuk komposit lebih dari 20 dollar AS per ton, Indonesia bisa menggunakan harga sendiri,” kata Gita, Jumat (10/1).

Sebelum gabungan pembentuk (komposit) harga baru ini berlaku September 2013, harga acuan tarif bea keluar dihitung rata-rata sederhana dengan menggabungkan harga Indonesia, Malaysia, dan Belanda. Langkah ini membuat Indonesia tidak menikmati keuntungan dari pembentukan harga CPO.

”Dengan pulihnya perekonomian negara-negara mitra utama dagang Indonesia dan negara tujuan ekspor CPO, ekspor Indonesia akan meningkat. Ini akan menguntungkan transaksi perdagangan Indonesia,” ujar Gita.

Pemerintah menggunakan harga komposit untuk menentukan tarif bea keluar yang direvisi setiap bulan mengikuti fluktuasi harga CPO di ketiga negara. Sejak tahun 2007, pemerintah menetapkan tarif bea keluar CPO secara progresif sesuai fluktuasi harga pasar.

Sudah sepatutnya Indonesia mendominasi komposit harga acuan karena merupakan produsen terbesar CPO dunia, meninggalkan Malaysia sejak tahun 2006.

Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) M Fadhil Hasan mengatakan, hal ini langkah baik yang harus diikuti dengan kebijakan lain untuk lebih menghidupkan bursa komoditas di dalam negeri. Langkah itu, antara lain, membuat kebijakan yang menarik perusahaan CPO swasta dan badan usaha milik negara lebih banyak bertransaksi di bursa komoditas di dalam negeri.

Sementara itu, ekspansi perkebunan kelapa sawit di Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) kian memprihatinkan. Perizinan per Juni 2013 seharusnya hanya sekitar 1,5 juta hektar. Namun, saat ini izin yang diberikan mencapai lebih dari 4 juta hektar. Pemerintah Provinsi Kalbar dan kabupaten harus segera menghentikan izin perkebunan kelapa sawit karena dampak kerusakan hutan semakin terasa.

”Pemprov dan pemerintah kabupaten di Kalbar tidak konsisten. Ini bisa membuat hutan di Kalbar semakin rusak,” ujar aktivis Wahana Lingkungan Hidup Indonesia Kalbar, Hendrikus Adam, di Pontianak. Menurut dia, dampak kerusakan hutan sudah semakin terasa di sejumlah wilayah. (HAM/AHA/ESA)

Sumber : http://bisniskeuangan.kompas.com/

Berita Tentang Kelapa Sawit dan Artikel Menarik Lain Yg Wajib Dibaca :

Advertisements

Artikel Terkait Lainnya

Advertisements 29Nov2014No Comments Sabtu, 29/11/2014 Bandung, CNN Indonesia — Industri kelapa sawit saat ini dalam kondisi sulit akibat anjloknya harga minyak sawit mentah dunia. Salah satu cara untuk dapat meningkatkan permintaan minyak sawit sehingga harga dapat kembali naik adalah meminta pemimpin negara-negara produsen minyak kelapa sawit untuk mewajibkan kebijakan biofuel. Salah satu negara […]

Penurunan Harga Minyak Dunia Bakal Pengaruhi Harga CPO Advertisements 16Oct2014No Comments 16 Oktober 2014 Jakarta: Research and Analyst PT Monex Investindo Futures Zulfirman Basir mengatakan, dari sisi fundamental, investor masih cemas dengan melimpahnya suplai produk pertanian dunia terutama kedelai yang merupakan produk substitusi untuk minyak sawit mentah (crude palm […]

Advertisements 05Jun2014No Comments 4 Juni 2014 Jakarta – Ekspor minyak sawit alias crude palm oil (CPO) turun 45,02 persen. CPO adalah komoditas andalan nomor satu RI. Rontoknya permintaan CPO berakibat anjloknya ekspor secara keseluruhan. Ekspor CPO turun 45,02 persen, dari US$ 2,3 miliar pada Maret 2014 menjadi US$ 1,1 miliar pada April 2014. […]

Daya Saing Substitusi Kedelai Semakin Perlemah Harga CPO Advertisements 14May2014No Comments 12 Mei 2014 Harga CPO pada perdagangan pekan lalu terpantau terus mengalami pelemahan sepanjang pekan. Pelemahan harga CPO dipicu oleh tekanan harga kedelai yang dapat mensubstitusi kebutuhan global CPO untuk minyak goreng nabati. Harga kedelai yang sedang berada […]

Bursa Malaysia Libur Waisak, CPO Diprediksi Menguat Advertisements 14May2014No Comments Perdagangan CPO di Bursa Malaysia pada hari ini diliburkan untuk memperingati hari Waisak. Namun, analis Vibiz memprediksi harga CPO akan kembali menguat pada saat bursa kembali dibuka. Harga CPO yang pada pekan lalu mengalami penurunan akibat harga kedelai diprediksi […]