Kebun entres merupakan sumber bibit yang digunakan sebagai perbanyakan dengan cara okulasi pada pembibitan karet yang telah dipersiapkan, klon anjuran yang direkomendasi oleh Balai Penelitian Perkebunan Medan maupun Bogor sebaiknya dipilih diantara klon GT.1, AV. 2037, LCB. 479 dan LCB 1320.

Pembuatan kebun entres dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu persiapan dan pemeliharaan. Persiapan kebun entres dilakukan dengan menyiapkan pembibitan dekat dengan lokasi rencana perluasan kebun yang memenuhi persyaratan sebagai berikut ; pemilihan tempat dekat dengan sumber air untuk memudahkan penyiraman bila tidak turun hujan, akses jalan lebih mudah dijangkau untuk transportasi dan pengawasan pembibitan, topografi datar dan apabila menggunakan lahan yang miring maka teras gulud atau rorak perlu dibuat untuk memperkecil erosi, pengolahan tanah untuk tanam bibit, pengaturan petak-petak untuk penempatan bibit tanaman, pembuatan parit atau selokan untuk digunakan sebagai saluran irigasi, pemagaran keliling untuk menjaga gangguan hama pengganggu, bebas dari sumber penyakit karena kebun entres dipertahankan umur 8 sampai 10 tahun, bebas dari gangguan banjir atau longsor.

Klon – klon anjuran untuk kebun entres yang ditanam dikebun entres harus jelas asal usulnya dan sudah masuk dalam kelompok anjuran skala besar. Klon – klon anjuran berdasarkan hasil rumusan nasional pemuliaan tanaman karet adalah sebagai berikut :

Untuk Perkebunan Rakyat 

Kelas I : Klon Anjuran Skala Besar

Avros 2037, BPM 1, BPM 24, GT 1, PR 255, PR 261, Pr 300, PR 303, RRIC 100, RRIM 600 dan RRIM 712.

Kelas II : Klon Anjuran Skala Kecil

BPM 107, BP 217, BP 235, BP 260, PR 302, PR 311, PR 314, RRIC 101, RRIC 102, RRIC 110, RRIM 717, RRIM 728, TM 2, TM 4, TM 5, TM 6, TM 8, TM 9.

Untuk Perkebunan Besar 

Kelas I : Klon Anjuran Skala Besar 

Avros 2037, BPM 1, BPM 24, GT 1, PR 255, PR 261, Pr 300, PR 303, RRIC 100, RRIM 600 dan RRIM 712

Kelas II : Klon Anjuran Skala Kecil

BPM 107, BP 217, BP 235, BP 260, PR 302, PR 311, PR 314, RRIC 101, RRIC 102, RRIC 110, RRIM 717, RRIM 728, TM 2, TM 4, TM 5, TM 6, TM 8, TM 9

Kelas III : Klon Anjuran Skala Percobaan

BPM 109, IAN 710, IAN 717, PB 255, PB 208, PB 330, PB 340, PPN 2025, PPN 2024, PR 401, PR 408, PR 409, RCG 2601, RCG 2604, RCG 2605, Semaian BLIG.

Kelas III.B : Klon Anjuran Skala Percobaan

PBM 101, PBM 102, PBM 103, PBM 104, PBM 105, PBM 106, PBM 110, BPPJ 1, BPPJ 2, BPPJ 3, BPJJ 4, BPPJ 5, BPPS 4, BPPS 6, BPPS 14, BPS 20, BP 314, TM 12, TM 13, TM 14, TM 15, TM 16, SPI -10.

Benih Anjuran untuk batang bawah ; Avros 2037, GT 1, LCB 1320, PR 228, dan PR 300; sedangkan Klon Penahan Angin PR 207.

Untuk pemisahan klon yang satu dengan lainnya dilakukan dengan membuat petak-petak dengan jarak 1,5 – 2 meter, dengan jarak tanam 1 x 1 meter dengan harapan pertumbuhan tanaman dapat berkembang dengan leluasa dan bebas dengan harapan tanaman berbentuk lurus dengan mata yang baik. Jumlah klon disesuaikan dengan kebutuhan jenis bibit yang digunakan utnuk stump mata tidur, kebun entres dapat juga dibuat di tempat bekas pembibitan.

Batang bawah dengan klon PR 228 yang telah diokulasi dengan klon-klon yang dikehendaki, tunas-tunasnya dibiarkan tumbuh setelah pemenggalan dan sekaligus dilakukan penjarangan dari jarak tanam 50 x 50 cm menjadi 100 x 100 cm.

Pemeliharaan tanaman, dilakukan dengan pembersihan tunas-tunas palsu yang berasal dari batang bawah dengan memotong setiap bulan, pembersihan tunas palsu dilakukan secara terus menerus sampai kebun okulasi tua, sehingga kemurnian klon tetap dapat dipertahankan. Pembersihan tunas-tunas yang lemah dan kecil dilakukan sebulan sekali bersamaan dengan pembersihan tunas palsu, agar perkembangan tanaman tidak terganggu dan dibiarkan satu tunas yang dibiarkan hidup. Kebun-kebun yang sudah agak tua dapat dipelihara dua tunas.

Pemangkasan daun dilakukan sekali sebulan bersamaan dengan penunasan untuk memperbaiki mata tunas yang dihasilkan, hanya daun-daun pada kulit yang telah berwana coklat yang dipangkas.

Penyiangan dilakukan di sekitar pohon dengan membersihkan gulma pengganggu, agar tidak terjadi persaingan antara akar-akar rerumputan dengan pohon entres.

Pemupukan dilakukan sesuai anjuran yang dikeluarkan dari Balai Penelitian Perkebunan.

Mempermuda tanaman pada kebun entres, kayu sebagai bahan okulasi sebaiknya yang telah memasuki umjur 18 – 20 bulan, semakin tua mata entres semakin kurang baik ditempel pada batang bawah. Kebun entres yang lebih dari 3 tahun dipangkas setinggi 10 – 20 cm dari pertautan dengan membiarkan satu tunas yang tumbuh dan dipelihara dengan sebaik-baiknya.

Advertisements

Artikel Terkait Lainnya

I. PENDAHULUAN Produksi mentimun di Indonesia masih sangat rendah padahal potensinya masih bisa ditingkatkan. Untuk itu PT. Natural Nusantara berupaya turut membantu meningkatkan produksi secara Kualitas, Kuantitas dan Kelestarian (K-3). II. SYARAT PERTUMBUHAN 2.1. Iklim Adaptasi mentimun pada berbagai iklim cukup tinggi, namun pertumbuhan optimum pada iklim kering. Cukup mendapat sinar matahari, temperatur (21,1 – […]

Penyakit Tanaman Timun (Cucumis satifus)  Penyakit PadaTanaman Mentimun. a. Busuk daun (Downy mildew) Penyebab : Pseudoperonospora cubensis Berk et Curt. Menginfeksi kulit daun padakelembaban udara tinggi, temperatur 16 – 22°C dan berembun atau berkabut.Gejala : daun berbercak kuning dan berjamur, warna daun akan menjadi coklat danbusuk. Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.  b. Penyakit […]

Budidaya Tanaman Timun (Cucumis satifus) Mentimun, timun, atau ketimun (Cucumis sativus L.); suku labu-labuan atau Cucurbitaceae) merupakan tumbuhan yang menghasilkan buah yang dapat dimakan. Buahnya biasanya dipanen ketika belum masak benar untuk dijadikan sayuran atau penyegar, tergantung jenisnya. Mentimun dapat ditemukan di berbagai hidangan dari seluruh dunia dan memiliki kandungan air yang cukup banyak di […]

Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Jarak Indonesia dengan iklim tropis, lahan yang luas, serta keanekaragaman hayati wilayah daratan merupakan keunggulan komperatif bagi pengembangan bahan bakar yang berasal dari tumbuhan. salah satu dari kelompok ttanaman non-pangan yang direkomendasikan adalah tanaman jarak pagar (Jarropha curcas). Sudah menjadi tekad pemerintah untuk mengembangkan minyak jarak pagar menjadi biodiesel, biokerosin, dan […]

Hal yang paling tidak disukai oleh para petani adalah ketika tanaman yang mereka terserang oleh hama penyakit, hama penyakit sering datang pada musim penghujan maupun musim kemarau. Pada musim penghujan para petani tidak perlu repot melakukan penyiraman terhadap tanaman yang mereka tanam, namun resiko terkena hama penyakit jauh lebih tinggi dibandingkan dengan musim kemarau. Mentimun […]