Seperti tanaman perkebunan lainnya, tanaman karet juga tidak luput dari gangguan organisme pengganggu tanaman (OPT). Beberapa jenis OPT yang menyerang tanaman karet dan cara pengendaliannya sebagai berikut :

Jenis OPT dan penyerangannya pada tanaman 

Jamur akar putih menyerang pada: 1) pembibitan karet; 2) tanaman belum menghasilkan; dan 3) tanaman menghasilkan.
Gugur Daun Karet menyerang pada: 1) pembibitan karet; 2) tanaman belum menghasilkan; dan 3) tanaman menghasilkan.
Jamur Upas menyerang pada: 1) tanaman belum menghasilkan; dan 2) tanaman menghasilkan. 
Alang-alang menyerang pada: 1) tanaman belum menghasilkan; dan 2) tanaman menghasilkan 
Kering Alur Sadap menyerang pada tanaman menghasilkan
Kanker Garis menyerang pada tanaman menghasilkan
Mouldy Rot menyerang pada tanaman menghasilkan

Gejala serangan OPT 

a. Gejala Jamur Akar Putih daun pucat kuning dan tepi atau ujung daun terlipat kedalam, daun gugur dan ujung ranting mati, pada leher akar terdapat jamur Rhizomorf berwarna putih menempel pada permukaan kulit akar, dan pada serangan berat, akar tanaman menjadi 

b. Gejala jamur upas ada 4 (empat) stadium yaitu : 1) sarang laba-laba; 2) membintil; 3) corticium; 4) nekator.

c. Gejala serangan Oidium sp yaitu pada daun terdapat bercak tembus cahaya dan permukaan bawahnya terdapat koloni berwarna putih.

d. Gejala serangan Corynespora sp yaitu pada daun terdapat guratan menyerupai tulang ikan sejajar pada urat daun

e. Gejala serangan Colletotrichum sp yaitu pada daun terdapat bercak coklat kehitaman dan tepi daun menggulung.

f. Gejala Kering Alur Sadap yaitu sebagian sebagian alur sadap tidak mengeluarkan lateks, beberapa minggu biasanya seluruh alur sadap tidak lagi mengeluarkan lateks, pada bagian yang tidak keluar lateks warnanyaluruh alur sadap tidak lagi mengeluarkan lateks, pada bagian yang tidak keluar lateks warnanyaubah menjadi cokelat, kulit batang pecah-pecah dan terjadi pembengkakan atau tonjolan pada batang.

Tindakan Pengendalian 

Dengan mempertimbangkan aspek-aspek ekologi, ekonmis, sosial dan teknis, pengendalian dilakukan secara ramah ingkungan yang dapat dilakukan dengan tindakan budidaya dan sanitasi yang dilaksanakan sebelum terjadi serangan (tindakan pencegahan). Apabila perkembangan serangan tidak berhasil dicegah, selanjutnya dilakukan tindakan korektif untuk menekan atau mengendalikan perluasan serangan. Adapun tindakan pencegahan dan tindakan korektif tanaman karet dapat dijelaskan sebagai berikut:

Tindakan pencegahan beberapa OPT karet dapat digambarkan sebagai berikut:

a. Jamur akar putih dilakukan dengan: 1) membersihkan lahan yang akan digunakan dari tunggul tanaman; 2) tidak menanam ubi kayu dan ubi jalar sebagai inang penyakit jamur akar putih.

b. Jamur upas dilakukan dengan menanam klon karet yang tahan dan mengatur jarak agar kebun tidak lembab 

c. Gugur daun karet dilakukan dengan: 1) Menggunakan bibit yang tidak tertular penyakit; 2) Penanaman multiklon pada areal yang luas; 3) Mengatur jarak tanam

d. Kering alur sadap dilakukan dengan tidak menyadap secara berlebihan

e. Kanker garis mengatur kelembaban dan tidak menyadap terlalu dekat dengan permukaan tanah

Tindakan Korektif

a. Jamur Akar putih dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut: 1) eradikasi tanaman terserang; 2) menggunakan agens hayati Tri choderma sp; 3) fungisida; 4) belerang; 5) menanam tanaman antagonis seperti lidah mertua dan kunyit; 6) membuat parit isolasi pada tanaman tetangga yang terserang jamur akar putih; 7) 

menggunakan fungisida Bayleton 250 EC (2,5 ml/l air), Calixin 750 EC (5,0 ml/l air) dan Anvil 50 SC (5,0 ml/ l air), penaburan fungisida Bayfidan 3G dengan dosis

5-10 g/pohon.

b. Jamur upas dapat dilakukan dengan cara: 1) memotong dan membakar bagian tanaman yang terserang; 2) dengan mengoleskan fungsida yang terdaftar.

c. Gugur daun karet dapat dilakukan dengan cara: 1) pemupukan dgn unsur K yang tinggi; 2) memberikan fungsida kontak yang terdaftar.

d. Kering alur sadap dilakukan dengan cara: 1) menambahkan pupuk KCl; 2) pemberian formulasi oleokimia; 3) menghentikan penyadapan selama 1 tahun pada bidang sadap yang diobati; 4) tetap menyadap di bidang/sisi yang lain; 5) menghindari penyadapan yang terlalu sering; 6) pengerokan kulit yang kering sampai batas 3-4mm dari kambium dengan menggunakan alat pengerok atau pisau sadap. Kulit yang dikerok diolesi dgn Antico F-96 setiap 1 bulan sebanyak 3 kali ulangan

e. Kanker garis dilakukan dengan memberikan fungisida terdaftar

Sumber : 

Buku Operasional Pengendalian Hama Terpadu Tanaman Karet, Direktorat Perlindungan Perkebunan, Ditjen Perkebunan, Departemen Pertanian, Jakarta, 2007; 
Pedoman Pengamatan organisme Pengganggu Tumbuhan Tanaman Perkebunan, Direktorat Perlindungan Perkebunan, Ditjen Perkebunan, Departemen Pertanian, Jakarta, 2007; 
Khaidir Amypalupy, 100 Langkah Bijak Usaha Tani Karet, Sembawa, 2007.

Advertisements

Artikel Terkait Lainnya

I. PENDAHULUAN Produksi mentimun di Indonesia masih sangat rendah padahal potensinya masih bisa ditingkatkan. Untuk itu PT. Natural Nusantara berupaya turut membantu meningkatkan produksi secara Kualitas, Kuantitas dan Kelestarian (K-3). II. SYARAT PERTUMBUHAN 2.1. Iklim Adaptasi mentimun pada berbagai iklim cukup tinggi, namun pertumbuhan optimum pada iklim kering. Cukup mendapat sinar matahari, temperatur (21,1 – […]

Penyakit Tanaman Timun (Cucumis satifus)  Penyakit PadaTanaman Mentimun. a. Busuk daun (Downy mildew) Penyebab : Pseudoperonospora cubensis Berk et Curt. Menginfeksi kulit daun padakelembaban udara tinggi, temperatur 16 – 22°C dan berembun atau berkabut.Gejala : daun berbercak kuning dan berjamur, warna daun akan menjadi coklat danbusuk. Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.  b. Penyakit […]

Budidaya Tanaman Timun (Cucumis satifus) Mentimun, timun, atau ketimun (Cucumis sativus L.); suku labu-labuan atau Cucurbitaceae) merupakan tumbuhan yang menghasilkan buah yang dapat dimakan. Buahnya biasanya dipanen ketika belum masak benar untuk dijadikan sayuran atau penyegar, tergantung jenisnya. Mentimun dapat ditemukan di berbagai hidangan dari seluruh dunia dan memiliki kandungan air yang cukup banyak di […]

Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Jarak Indonesia dengan iklim tropis, lahan yang luas, serta keanekaragaman hayati wilayah daratan merupakan keunggulan komperatif bagi pengembangan bahan bakar yang berasal dari tumbuhan. salah satu dari kelompok ttanaman non-pangan yang direkomendasikan adalah tanaman jarak pagar (Jarropha curcas). Sudah menjadi tekad pemerintah untuk mengembangkan minyak jarak pagar menjadi biodiesel, biokerosin, dan […]

Hal yang paling tidak disukai oleh para petani adalah ketika tanaman yang mereka terserang oleh hama penyakit, hama penyakit sering datang pada musim penghujan maupun musim kemarau. Pada musim penghujan para petani tidak perlu repot melakukan penyiraman terhadap tanaman yang mereka tanam, namun resiko terkena hama penyakit jauh lebih tinggi dibandingkan dengan musim kemarau. Mentimun […]