Penyiapan Bahan Tanaman dan Pemeliharaan Kebun Entres

Penyiapan bahan tanam

Stum mata tidur, bibit okulasi yang mata okulasinya masih belum tumbuh, stum mata tidur yang baik mempunyai akar tunggal 35 – 40 cm, kelebihannya dari segi pengangkutan dan pengiriman mudah dan dapat diangkut dalam jumlah besar, kelemahannya angka kematian di lapangan sangat tinggi dan muncul tunas-tunas palsu; Stum mini, bibit stum mata tidur yang ditumbuhkan di pembibitan selama 6-8 bulan sebelum pembongkaran, bibit ini mempunyai mata lebih banyak dari stum mata tidur, kelebihannya tidak memungkinkan tumbuh tunas palsu karena mempunyai cadangan mata lebih dari satu dan persentase tumbuh lebih tinggi dari stum mata tidur, kelemahannya karena bibitnya besar maka kemampuan angkutnya sedikit dibandingkan stum mata tidur; Bibit dalam polibeg, merupakan bibit yang dianjurkan untuk keperluan kebun entres karet, bibit okulasi yang di tumbuhkan dalam polibeg ukuran 25 x 45 cm mempunyai 2 atau 3 payung daun , dapat dibuat dari stum mata tidur atau batang bawah yang di okulasi dalam polibeg, untuk pembuatan kebun entres bibit telah tumbuh daun berpayung dua, kelebihan dan kekurangan sama dengan bibit stum mini.

Penanaman

Untuk menghindari angka kematian dilapangan penanaman dilakukan harus tepat waktu, yaitu pada awal musim hujan. Persiapan tanam sebaiknya sudah selesai satu bulan sebelum penanaman, persiapan ini meliputi : pembukaan lahan dan pengolahan tanah, pengajiran, dan pembuatan lubang tanam. Dengan menggunakan bibit dalam polibag, daunnya harus sudah berwarna hijau tua untuk menghindari “Stres” dilapangan. Kegiatan penanaman dilapangan mencakup pengajiran, pembuatan lubang tanam dan penanaman dengan tahapan sbb : Pengajiran, dengan jarak tanam 1 x 1 m dengan kerapatan 1 x 1 m, setelah dikurangi jalan dan batas petakan adalah 8.000 tanaman per hektar; pembuatan lubang tanam, dibuat dengan ukuran 40 x 40 x 40 cm, dengan jarak tertentu (semata cangkul) dari salah satu sisi ajir dan ajir tidak perlu dicabut, tanah atas dan tanah bawah diletakkan terpisah pada sisi yang berlainan; penanaman, bibit dimasukkan ke tengah- tengah lubang kemudian ditimbun dengan tanah bawah (sub soil) dan tanah atas (top soil), lubang tanam di isi tanah sampai penuh dan dipadatkan sampai permukaannya rata dengan sekelilingnya, kepadatan tanah yang benar dicirikan oleh tidak goyang dan tidak dapat dicabutnya stum karet yang ditanam. 

Bibit yang ditanam harus diperiksa setiap 2 minggu sekali selama 3 bulan pertama setelah penanaman. Bibit yang mati harus segera disulam agar populasi tanaman kebun entres dapat dipertahankan. Penyulaman sebaiknya dilakukan dengan bahan tanam yang mempunyai umur relatif sama yaitu menggunakan bibit dalam polibag. Luas pembangunan kebun entres harus disesuaikan dengan rencana perluasan agar penggunaan entres dapat lebih efisien.

Pemeliharaan

Pengendalian Gulma, hanya dengan mekanis dan kimia yang bisa dianjurkan. Di kebun entres terdapat berbagai macam gulma yang siifatnya berlainan sehingga tidak ada satu cara yang efektif untuk semua jenis gulma.

Pemupukan

Dengan menerapkan dosis pemupukan yang didasarkan analisa tanah dan atau analisa daun. Secara umum dosis pemupukan yang direkomendasikan untuk jenis tanah podsolik merah kuning sebagai berikut : untuk tahun pertama ; N (urea 8,69 g/phn/aplikasi atau ZA 20 g/phn/aplikasi); P205 (ES 22,50 g/phn/aplikasi atau DS 11,84 g/phn/aplikasi atau TS 11,84 g/phn/aplikasi); K205 (KCl 10 g/phn/aplikasi atau ZK 10 g/phn/aplikasi); untuk tahun kedua dan seterusnya : N (urea 13,04 g/phn/aplikasi atau ZA 30 g/phn/aplikasi); P205 (ES 33,75 g/phn/aplikasi atau DS 17,76 g/phn/aplikasi atau TS 15 g/phn/aplikasi); K205 (KCl 15 g/phn/aplikasi atau ZK 15 g/phn/aplikasi).

Penunasan

dengan pembuangan tunas cabang sebelum berkayu untuk mendapatkan entres yang lurus, mulus dan mata entres berkualitas, bila ditemukan tunas palsu sekaligus dilakukan pemotongan. Pada tahun pertama hanya dibiarkan satu tunas pada tanaman entres, tahun kedua dan seterusnya 2 tunas. Kegiatan penunasan sangat diperlukan setelah dilakukan pemanenan yaitu dengan memelihara hanya 2 tunas yang seimbang, namun demikian pada lahan yang subur dimungkinkan 3 tunas.

Penyakit yang umum menyerang pada kebun entres adalah gugur daun oidium O. heveae ), menyerang daun-daun muda berwarna coklat, yang terserang berwarna hitam lemas mengeriput dan berlendir, dibawah permukaan daun berbercak putih, serangan lanjut daun gugur tinggal tangkainya. Serangan daun tua ditandai bercak kekuningan pada helaian daun dan terdapat tepung halus berwarna putih dipermukaan tetapi daun tidak gugur. 

Serangan oidium terjadi pada saat terbentuknya daun muda bersamaan dengan terjadi hujan rintik atau kabut di pagi hari pada awal musim hujan. Serangan berat pada klon peka dan ketinggian diatas 200 m dpl, penularan oidium dengan perantaraan spora yang diterbangkan angin atau embun, klon yang tahan oidium adalah PR 261, PR 303, RRIM 600, RRIM 712. Pengendalian penyakit gugur daun Oidium ; memupuk tanaman sesuai anjuran, memberikan pupuk N dua kali anjuran yang dilakukan setelah pengguguran daun alamiah, melakukan perlindungan tanaman dengan penggunaan fungisida dengan penghembusan belerang Cirus atau Bayleton 1 Dust, penyemprotan 0,2 % Bayleton 250 EC.

Penyakit gugur daun Colletotichum (C. gloeosporioides), daun muda terserang lemas berwarna hitam mengeriput bagian ujungnya mati dan menggulung yang akhirnya daun gugur. Pada daun dewasa terdapat bercak berwarna hitam berlubang dan daun berkeriput dan bagian ujungnya mati, serangan terjadi saat tanaman membentuk daun muda selama musim hujan. Serangan berat biasanya terdapat pada 16 klon peka dan terletak pada ketinggian tempat diats 200 m dpl beriklim basah, jenis klon yang tahan yaitu Avros 2037, BPM 1, LCB 1320, PR 261, RRIM 600.

Advertisements

Artikel Terkait Lainnya

I. PENDAHULUAN Produksi mentimun di Indonesia masih sangat rendah padahal potensinya masih bisa ditingkatkan. Untuk itu PT. Natural Nusantara berupaya turut membantu meningkatkan produksi secara Kualitas, Kuantitas dan Kelestarian (K-3). II. SYARAT PERTUMBUHAN 2.1. Iklim Adaptasi mentimun pada berbagai iklim cukup tinggi, namun pertumbuhan optimum pada iklim kering. Cukup mendapat sinar matahari, temperatur (21,1 – […]

Penyakit Tanaman Timun (Cucumis satifus)  Penyakit PadaTanaman Mentimun. a. Busuk daun (Downy mildew) Penyebab : Pseudoperonospora cubensis Berk et Curt. Menginfeksi kulit daun padakelembaban udara tinggi, temperatur 16 – 22°C dan berembun atau berkabut.Gejala : daun berbercak kuning dan berjamur, warna daun akan menjadi coklat danbusuk. Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.  b. Penyakit […]

Budidaya Tanaman Timun (Cucumis satifus) Mentimun, timun, atau ketimun (Cucumis sativus L.); suku labu-labuan atau Cucurbitaceae) merupakan tumbuhan yang menghasilkan buah yang dapat dimakan. Buahnya biasanya dipanen ketika belum masak benar untuk dijadikan sayuran atau penyegar, tergantung jenisnya. Mentimun dapat ditemukan di berbagai hidangan dari seluruh dunia dan memiliki kandungan air yang cukup banyak di […]

Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Jarak Indonesia dengan iklim tropis, lahan yang luas, serta keanekaragaman hayati wilayah daratan merupakan keunggulan komperatif bagi pengembangan bahan bakar yang berasal dari tumbuhan. salah satu dari kelompok ttanaman non-pangan yang direkomendasikan adalah tanaman jarak pagar (Jarropha curcas). Sudah menjadi tekad pemerintah untuk mengembangkan minyak jarak pagar menjadi biodiesel, biokerosin, dan […]

Hal yang paling tidak disukai oleh para petani adalah ketika tanaman yang mereka terserang oleh hama penyakit, hama penyakit sering datang pada musim penghujan maupun musim kemarau. Pada musim penghujan para petani tidak perlu repot melakukan penyiraman terhadap tanaman yang mereka tanam, namun resiko terkena hama penyakit jauh lebih tinggi dibandingkan dengan musim kemarau. Mentimun […]