Advertisements

Breeding Sawit Butuh Integritas, Komitmen, dan Konsistensi  Jangka Panjang”

Sebagai produsen sawit terbesar di dunia, regenerasi tenaga pemuliaan benih (breeder) sawit di Indonesia tidak dapat diabaikan. Dibutuhkan sinergi yang baik antara pemerintah dan lembaga pendidikan untuk menarik minat para mahasiswa dan peneliti menjadi breeder sawit.

Tony Liwang, Pengurus Forum Kerjasama Produsen Benih Kelapa Sawit dan juga Direktur PT Dami Mas Sejahtera, perusahaan penghasil benih sawit terkemuka di Indonesia, menyebutkan kurangnya minat para breeder meneliti sawit juga disebabkan terbatasnya infrastruktur dan anggaran penelitian yang memadai. Berikut ini petikan wawancara kami dengan sarjana pertanian lulusan Wageningen Agricultural University (WAU), Belanda dan Institut Pertanian Bogor (IPB):

Bagaimana kebutuhan perusahaan benih sawit terhadap tenaga kerja breeder?

Saat ini setiap produsen benih sawit memiliki pemulia tanaman (breeder) namun dari segi jumlah breeder masih dapat dianggap sangat kurang.  Padahal, ujung tombak dari bisnis benih adalah ditemukannya varietas baru yang lebih unggul yang diteliti oleh para breeder.  Sebagai contoh, salah satu produsen benih jagung terbesar di dunia yang berlokasi di USA melibatkan ribuan breeder baik secara langsung maupun tidak langsung.  Mereka secara langsung melibatkan para breeder dalam perusahaan mereka atau secara tidak langsung dengan bekerja sama dengan para breeder dari berbagai lembaga penelitian dan perguruan tinggi.  Dan, memang mereka menguasai, bahkan cenderung memonopoli, perdagangan benih jagung  seluruh dunia saat ini.

Apakah dalam kondisi sekarang sudah terjadi regenerasi di kalangan breeder sawit?

Beberapa produsen benih sawit yang memiliki program pemuliaan tanaman (breeding program) yang terpadu dan komprehensif telah melakukan regenerasi, bahkan ada yang telah menyiapkan para breeder hingga dua generasi.  Hal ini dapat dimaklumi karena breeding program untuk tanaman tahunan seperti kelapa sawit memerlukan program jangka panjang yang dilakukan secara sistematis dan konsisten.  Hal ini mungkin berbeda dengan breeding program untuk tanaman semusim yang berjangka jauh lebih pendek dibandingkan dengan tanaman tahunan.  Bisa dibayangkan apabila breeding program untuk tanaman tahunan dilaksanakan secara tidak konsisten maka hasil yang diharapkan akan tidak tercapai tepat waktu dan tepat sasaran.

Kriteria apa saja yang harus dimiliki seorang breeder sawit?

Seorang breeder yang baik seyogianya memiliki beberapa latar belakang pendidikan dan pengalaman, misalnya pendidikan pemuliaan, reproduksi, biologi dan statistik.  Bahkan saat ini, diperlukan pula pengetahuan dan pengalaman tentang molekular, genetik, bio-informasi, perangkat-lunak (software) untuk breeding.

Apakah saat ini sulit untuk mencari seorang breeder sawit?

Saat ini tidak mudah mendapat seorang breeder sawit yang siap.  Para breeder yang tersedia saat ini bukan hanya memiliki latar belakang breeding untuk tanaman tetapi juga breeding untuk hewan. 

Sedangkan kebanyakan breeder tanaman lebih cenderung memilih tanaman semusim, seperti tanaman pangan dan hortikultura, dibandingkan tanaman tahunan seperti kelapa sawit karena hasil karya mereka dapat lebih mudah dan cepat dinikmati. 

Di sisi lain,pertumbuhan industri sawit dunia berpusat di Indonesia dan Malaysia, sehingga pusat kajian dan studi serta penelitian kelapa sawit juga berpusat di kedua negara tersebut.  Hal ini berbeda dengan penelitian tanaman semusim yang dikerjakan oleh berbagai negara, bahkan ada beberapa lembaga penelitian dunia yang khusus mengerjakan tanaman tertentu, misalnya IRRI untuk padi di Filipina, dan sebagainya.  Mungkin, sudah waktunya Indonesia dan negaraprodusen sawit lainnya mulai merintislembaga penelitian dunia khusus untuk sawit.

(Lebih lengkap baca Majalah SAWIT INDONESIA Edisi Maret 2015)

Advertisements

Artikel Terkait Lainnya

JAKARTA – Manajer Program Hukum dan Masyarakat Epistema Institute, Yance Arizona mengutarakan, eksistensi masyarakat adat sangat perlu diakui negara. Bahkan, tak cukup hanya pengakuan. Putusan Mahkamah Konstitusi No. 35/PUU-X/2012 dilapanagn faktanya masih banyak terjadi pengabaian terhadap hak-hak masyarakat adat. Yance menyatakan, kalau sebelumnya hutan adat adalah hutan negara, setelah putusan MK 35/2012, hutan adat adalah […]

Advertisements Medan – Jaksa Agung Muhammad Prasetyo mengatakan proses eksekusi lahan sawit milik pengusaha DL Sitorus seluas 47 ribu ha di Kabupaten Padang Lawas, Sumatera Utara, sudah selesai. Kejaksaan Agung sudah menyerahkan lahan tersebut kepada Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup. “Perkara DL Sitorus menyangkut barang bukti seluas 47 ribu ha sudah diserahkan secara […]

KOTA KINABALU – Menteri Sains, Teknologi dan Inovasi, Datuk Ewon Ebin mengatakan, salah satu dari tiga proyek yang memanfaatkan minyak sawit atau biorefinery di Sabah dan Sarawak, telah disetujui oleh komite Bioeconomy Transformation Programme (BTP). Genting Plantations Berhad bakal berkolaborasi dengan Elevance Renewable Sciences, sebuah perusahaan kimia asal Amerika Serikat, untuk membangun biorefinery. Seperti tulis […]

Advertisements Amerika Serikat – Merujuk laporan Lembaga Swadaya Masyarakat Lingkungan dunia, Forest Heroes, menuding perusahaan sawit PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) bertaggung jawab terhadap kerusakan hutan tropis. Sebelumnya PT Astra Agro Lestari Tbk telah berjanji tidak bakal membangun perkebunan kelapa sawit di hutan tropis, tetapi Forest Heroes menganggap janji PT Astra Agro […]

HERSHEY – Perusahaan Hershey, April 2015 melaporkan hasil penggunaan bahan baku dari sumber minyak sawit berkelanjutan, yang didukung lewat kerjasama strategis dengan The Forest Trust (TFT). Tercatat Harshey, telah menggunakan minyak sawit berkelanjutan sebanyak 94% dari semua pabrik yang menggunakan minyak sawit secara global. Kabarya Harshey, sedang melakukan pemetaan rantai pasok hingga ke perkebunan, yang […]