Advertisements

Senin, 02 Februari 2015

Jika sebelumnya ada lebih dari 20 karyawan sawit yang bekerja pada PT. Wira Mas Permai anak perusahaan Kencana Agri.Ltd, mendatangi kantor DPRD Banggai, Rabu (28/01) bulan lalu. Maka, anak perusahaan Kencana lainnya yang berada di kecamatan Batui dan Batui Selatan mengalami kasus serupa.Yakni soal upah dan ketidakjelasan perjanjian kerja.

PT. DSP dengan luas perkebunan mencapai 4090.Ha berencana hanya akan mempekerjakan karyawannya tiga hari dalam sepekan, dengan upah harian Rp.35.700/hari, sehingga total gaji yang diterima karyawan di perusahaan ini dalam sebulannya 35.700 x 12 atau sama dengan Rp.428,400 atau bisa mencapai 500 ribu lebih jika di hitung lembur.

“Mau makan apa kita kalau gaji cuma lima ratus ribuan tiap bulan,” ungkap nelson warga Bangkep saat ditemui transs di areal kebun DSP yang berjarak 9,5 Km dari ibukota kecamatan Batui.

Soal akan mengikuti jejak karyawan PT. Wira Mas,hal itu tidak dapat mereka lakukan, karena apabila mereka berani melakukan hal itu bisa jadi pihak perusahaan memberhentikan mereka. “Tidak berani apalagi sampai demo, kita bisa di pecat, trus kitorang ini(kami-red) warga Bangkep” kata karyawan lainnya.

Benar saja hak hak tenaga kerja di perusahaan perkebunan ini sejak lama tidak begitu di perhatikan, apalagi hanya sebagai tenaga harian biasa. Kerja tanpa kartu putih dari Dinas Tenaga Kerja telah memastikan bahwa keberadaan mereka tidak pernah terlapor sebagai tenaga kerja di dinas tenaga kerja. Hal ini sempat diungkapkan salah satu mandor lapangan kepada transs.

Menghadapi kondisi rencana kerja tiga hari dalam satu pekan, memutuskan para karyawan di PT. DSP itu bersiap siap pulang kampung di Kabupaten Banggai Kepulauan. “Ya untuk saat ini, kita sudah siap siap mo pulang.Mudah mudahan di Bangkep perusahaan sawit disana (Agrodeko-red) cepat terima karyawan, karena kita datang dan pulang pakai ongkos pribadi tidak ada fasilitas dari perusahaan”Ujar nelson pasrah.

Kurangnya perhatian pihak perusahaan baik itu terhadap kesehatan, upah dan konpensasi ketika ada kecelakaan kerja, menjadi jejak rekam yang buruk bagi dunia perburuhan di PT. Delta Subur Permai ungkap sumber lain yang enggan disebutkan namanya.

Dilain pihak, terkait perhatian perusahaan terhadap pekerjanya, Budi Siluet aktivis Walhi yang saat itu mendampingi buruh dari PT. Wira Mas Permai ketika bertandang kekantor DPRD Banggai, Ia menyatakan, persoalan tenaga buruh pada perusahaan tersebut cukup kompleks dan sangat memprihatinkan. Mulai dari gaji yang tidak sesuai UMP, tidak adanya jaminan kesehatan dan keselamatan kerja, yang jelas hingga pada ancaman PHK sepihak dari perusahaan sering terjadi.

Seperti informasi yang dihimpun transs, diketahui saat ini, Kencana agri Ltd. Memiliki tiga titik lahan perkebunan sawit di Kabupaten Banggai, mulai PT. Wira Mas Permai (WMP) di Kecamatan Baulaemo, PT. Delta Subur Permai (DSP) di Kecamatan Batui, PT. Sawindo Cemerlang (SCEM) di Kecamatan Batui dan Batui Selatan.

REPORTER/PENULIS: ADJIE, NONA LAHEBA

Sumber :

http://transsulawesi.com/artikel/2185V3f1d?7654-pahitnya-gaji-di-kebun-sawit-.html

Advertisements

Artikel Terkait Lainnya

JAKARTA – Manajer Program Hukum dan Masyarakat Epistema Institute, Yance Arizona mengutarakan, eksistensi masyarakat adat sangat perlu diakui negara. Bahkan, tak cukup hanya pengakuan. Putusan Mahkamah Konstitusi No. 35/PUU-X/2012 dilapanagn faktanya masih banyak terjadi pengabaian terhadap hak-hak masyarakat adat. Yance menyatakan, kalau sebelumnya hutan adat adalah hutan negara, setelah putusan MK 35/2012, hutan adat adalah […]

Advertisements Medan – Jaksa Agung Muhammad Prasetyo mengatakan proses eksekusi lahan sawit milik pengusaha DL Sitorus seluas 47 ribu ha di Kabupaten Padang Lawas, Sumatera Utara, sudah selesai. Kejaksaan Agung sudah menyerahkan lahan tersebut kepada Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup. “Perkara DL Sitorus menyangkut barang bukti seluas 47 ribu ha sudah diserahkan secara […]

KOTA KINABALU – Menteri Sains, Teknologi dan Inovasi, Datuk Ewon Ebin mengatakan, salah satu dari tiga proyek yang memanfaatkan minyak sawit atau biorefinery di Sabah dan Sarawak, telah disetujui oleh komite Bioeconomy Transformation Programme (BTP). Genting Plantations Berhad bakal berkolaborasi dengan Elevance Renewable Sciences, sebuah perusahaan kimia asal Amerika Serikat, untuk membangun biorefinery. Seperti tulis […]

Advertisements Amerika Serikat – Merujuk laporan Lembaga Swadaya Masyarakat Lingkungan dunia, Forest Heroes, menuding perusahaan sawit PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) bertaggung jawab terhadap kerusakan hutan tropis. Sebelumnya PT Astra Agro Lestari Tbk telah berjanji tidak bakal membangun perkebunan kelapa sawit di hutan tropis, tetapi Forest Heroes menganggap janji PT Astra Agro […]

HERSHEY – Perusahaan Hershey, April 2015 melaporkan hasil penggunaan bahan baku dari sumber minyak sawit berkelanjutan, yang didukung lewat kerjasama strategis dengan The Forest Trust (TFT). Tercatat Harshey, telah menggunakan minyak sawit berkelanjutan sebanyak 94% dari semua pabrik yang menggunakan minyak sawit secara global. Kabarya Harshey, sedang melakukan pemetaan rantai pasok hingga ke perkebunan, yang […]