Advertisements

Pemupukan TM untuk memenuhi kebutuhan hara tanaman guna menunjang pertumbuhan untuk mencapai produksi yang optimal, serta ketahanan terhadap hama penyakit. Pemupukan memerlukan biaya yang sangat besar, oleh karena itu pelaksanaannya diperlukan perhatian dan pengawasan yang baik.
Sasaran pemupukan : 4 T (Tepat jenis, Tepat dosis, Tepat waktu, dan Tepat metode)
Dosis pupuk ditentukan berdasar umur tanaman,  hasil analisis daun, jenis tanah, produksi tanaman, jenis tanah, hasil percobaan, dan kondisi visual tanaman.
Waktu pemupukan ditentukan berdasar sebaran curah hujan.

Pemupukan Pada TM Kelapa Sawit

1.   Penentuan dosis pupuk.

Dosis pupuk ditentukan berdasarkan pertimbangan hasil analisa daun,hasil penelitian, umur dan kondisi tanaman, tanah, iklim, keseimbangan hara, efisiensi biaya, produksi yang telah diperoleh, dan target produksi.

2.   Soil sampling unit ( SSU ).
Soil sampling unit dilakukan setiap 3 tahun pada blok-blok LSU sebagai upaya untuk mengetahui perkembangan kadar hara didalam tanah secara detail pada masing-masing blok, yang akan digunakan sebagai pendukung rekomondasi pemupukan.
Contoh tanah diambil secara komposit pada piringan, gawangan hidup, dan gawangan mati.
Kedalaman pengembalian contoh :
1.       Tanah Mineral   : 0 – 10 cm, 10 – 30 cm, dan 30- 60 cm.
2.      Tanah gambut   : 0 – 15 cm, 15 – 30 cm, dan 30 – 60 cm.

3.   Cara aplikasi.
Aplikasi pupuk pada TM dapat dilakukan  secara manual maupun mekanis dengan spreader dan pesawat.
a.   Pemupukan secara manual.

Dilakukan pada TM muda pada umur <7 tahun atau pada TM yang lebih tua yang tidak dimungkinkan untuk dilakukan secara mekanis.
Pada TM muda pupuk ditabur merata mulai batas luar piringan menuju kedalam dengan lebar 1 meter.
Pada TM remaja dan tua, pupuk ditabur melalui batas luar piringan ke arah luar dengan lebar sebaran 1 meter.
Pupuk posfat untuk TM muda diberikan dipiringan, sedangkan pada TM remaja dan tua diberikan pada tumpukan pelepah maupun diatas bahan organik.
Aplikasi pupuk harus dilakukan dengan sistem untilan.

b.    Pemupukan secara mekanis dengan fertilizer spreader.

Penggunaan fertilizer spreader (FS) sesuai pada areal TM yang datar sampai landai (kemiringan 0-5 derajat) dengan umur tanaman > 6 tahun.

Standar Pemupukan Tanaman Menghasilkan (TM) pada tanah mineral

Standar Pemupukan Tanaman Menghasilkan (TM) pada tanah mineral

Standar Pemupukan Tanaman Menghasilkan (TM) pada tanah gambut

Standar Pemupukan Tanaman Menghasilkan (TM) pada tanah gambut

 

5.    Pedoman Umum Pemupukan TM

Merupakan pedoman secara umum, namun demikian curah hujan di masing-masing kebun harus diperhatikan. Pada saat curah hujan rendah dan musim kering, maka aplikasi pupuk harus mempertimbangkan frekuensi curah hujan dengan ketentuan : 

Pemupukan harus dihentikan segera apabila 7 hari berturut-turut tidak   terjadi hujan.
Pemupukan dapat dilanjutkan segera apabila terdapat minimal 2 hari hujan  dengan curah hujan 25 mm atau 1 hari hujan dengan curah hujan 50 mm dalam kurun waktu 7 hari berturut-turut.
Pemupukan harus dihentikan kembali apabila :
Untuk urea, segera bila tidak ada hujan dalam 3 hari berturut-turut
Untuk pupuk MOP, Kieserite, pupuk mikro segera setelah 7 hari berturut-turut tidak hujan

Catatan :

Pupuk Rock phosphate, super phosphat, dan super dolomite dapat diaplikasikan karena tidak terjadi penguapan. 

     4.   Frekuensi Pemupukan

Nitrogen (N) dan Potassium (K), Umumnya dua kali aplikasi per tahun. Jarak minimum antara aplikasi tidak kurang dari 2 bulan. Pada tanah pasir umumnya tiga kali aplikasi per tahun
Phosphorus (P), Magnesium (Mg), copper (Cu) dan boron (B), Diberikan sesuai dengan rekomendasi pemupukan. Pada kondisi tertentu, frekuensi tidak mengikuti situasi normal. 

      5.   Waktu Aplikasi Pupuk yang Saling Antagonis

a.  Pupuk ammonium (N) dan pupuk alkalis

Pupuk ammonium seperti urea, ammonium sulphate, ammonium chloride, dan ammonium nitrate harus diaplikasi sekitar 4 minggu sebelum aplikasi pupuk alkalis seperti super dolomite maupun TSP.

Aplikasi secara bersamaan dari pupuk ini pada tempat yang sama akan mengakibatkan hilangnya nitrogen karena penguapan. Interval pemupukan tidak diperlukan jika pemberian ammonium dan alkalis tidak diaplikasi pada tempat yang sama seperti pada areal piringan dan gawangan mati yang sudah terpisah dan tidak akan mengakibatkan antagonis.

b.  Pupuk potassium (K) dan magnesium (Mg)

Pupuk potassium seperti muriate of potash (MOP/KCL) dan sulphate of potash (ZK) tidak bisa diaplikasi secara bersamaan dengan pupuk magnesium seperti kieserite dan super dolomite karena adanya pengaruh yang antagonis antara K dan Mg serta antara K Ca (kalsium dalam bentuk kapur pertanian/kaptan). Untuk mengurangi pengaruh antagonis pupuk ini diperlukan waktu sekitar 3 minggu. Apabila memungkinkan, pupuk K harus diberikan terlebih dahulu.

Advertisements

Artikel Terkait Lainnya

JAKARTA – Manajer Program Hukum dan Masyarakat Epistema Institute, Yance Arizona mengutarakan, eksistensi masyarakat adat sangat perlu diakui negara. Bahkan, tak cukup hanya pengakuan. Putusan Mahkamah Konstitusi No. 35/PUU-X/2012 dilapanagn faktanya masih banyak terjadi pengabaian terhadap hak-hak masyarakat adat. Yance menyatakan, kalau sebelumnya hutan adat adalah hutan negara, setelah putusan MK 35/2012, hutan adat adalah […]

Advertisements Medan – Jaksa Agung Muhammad Prasetyo mengatakan proses eksekusi lahan sawit milik pengusaha DL Sitorus seluas 47 ribu ha di Kabupaten Padang Lawas, Sumatera Utara, sudah selesai. Kejaksaan Agung sudah menyerahkan lahan tersebut kepada Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup. “Perkara DL Sitorus menyangkut barang bukti seluas 47 ribu ha sudah diserahkan secara […]

KOTA KINABALU – Menteri Sains, Teknologi dan Inovasi, Datuk Ewon Ebin mengatakan, salah satu dari tiga proyek yang memanfaatkan minyak sawit atau biorefinery di Sabah dan Sarawak, telah disetujui oleh komite Bioeconomy Transformation Programme (BTP). Genting Plantations Berhad bakal berkolaborasi dengan Elevance Renewable Sciences, sebuah perusahaan kimia asal Amerika Serikat, untuk membangun biorefinery. Seperti tulis […]

Advertisements Amerika Serikat – Merujuk laporan Lembaga Swadaya Masyarakat Lingkungan dunia, Forest Heroes, menuding perusahaan sawit PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) bertaggung jawab terhadap kerusakan hutan tropis. Sebelumnya PT Astra Agro Lestari Tbk telah berjanji tidak bakal membangun perkebunan kelapa sawit di hutan tropis, tetapi Forest Heroes menganggap janji PT Astra Agro […]

HERSHEY – Perusahaan Hershey, April 2015 melaporkan hasil penggunaan bahan baku dari sumber minyak sawit berkelanjutan, yang didukung lewat kerjasama strategis dengan The Forest Trust (TFT). Tercatat Harshey, telah menggunakan minyak sawit berkelanjutan sebanyak 94% dari semua pabrik yang menggunakan minyak sawit secara global. Kabarya Harshey, sedang melakukan pemetaan rantai pasok hingga ke perkebunan, yang […]