Advertisements

Sawit-centre.com, Bogor-Mengapa tanaman sawit senang menyasar ke lahan gambut? Pertanyaan inilah yang selalu muncul dalam seminar bahkan menjadi perdebatan.

Prof. Supiandi Sabiham, Guru Besar Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Institut Pertanian Bogor mengakui memang banyak NGO yang mengklaim bahwa sawit sebagai penyebab rusaknya lingkungan. Karena emisi C dari proses dekomposisi bahan gambut yang dianggap cukup tinggi sedangan tanaman sawit itu senriri menyerap banyak kandungan air.

Namun disisi lain, masyarakat telah mengakui dengan membukanya lahan sawit berarti telah memberikan dampak sosial dari kebanyakan masyarakat kurang mampu menjadi berkecukupan. “Sawit juga terbukti telah memberikan kontribusi terhadap pendapatan daerah dan nasional yang signifikan,” kata Prof. Supiandi Sabiham, Guru Besar Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Institut Pertanian Bogor.

Lebih dari itu, Supiandi menerangkan, jadi sebenarnya, bahan gambut tidak sepenuhnya sebagai sumber utama emisi C dari hasil proses dekomposisi bahan organik. Sebagian emisi C dari lahan gambut adalah berupa kontribusi perakaran tanaman, yang besarannya terhadap fluks CO2 total adalah berkisar antara 55 – 65%. Jadi gas CO2 yang dihasilkan dari proses respirasi perakaran bersifat alamiah, dan hampir seluruhnya diserap kembali oleh tanaman utama (sawit) untuk pertumbuhannya.

Bahakan sebenarnya sawit mempunyai kisaran adaptasi yang cukup lebar. Tanaman tersebut dapat tumbuh pada kondisi tanah jenuh air hingga kandungan air tanahnya yang relatif rendah. Karena lahan gambut berkembang pada daerah rawa maka kondisi tanah jenuh air merupakan suatu yang baik dan layak bagi tanaman yang rakus air, di samping dapat menekan emisi C ke atmosfer.

“Jadi, selama penataan air dan pengelolan gambut dilakukan sebaik mungkin, maka lahan gambut dapat menjadi pilihan dan bukan karena keterpaksaan yang sering disampaikan sebagian masyarakat untuk pengembangan sawit di Indonesia,” ungkap Supiandi.

Sekedar informasi, dari hasil kajian di Florida, Amerika menyimpulkan bahwa lahan gambut  dengan membuat saluran drainase yang ukurannya sesuai, kemudian tanah dipupuk dengan unsur hara makro dan mikro secara tepat waktu dan sesuai dengan kebutuhan tanaman. Untuk itu maka lahan gambut menjadi bermanfaat untuk usaha pertanian, termasuk untuk tanaman perkebunan. Yuwono Ibnu Nugroho

sumber :

http://sawit-centre.com/index.php?option=com_content&view=article&id=245:kenapa-sawit-menyasar-ke-lahan-gambut-&catid=3:budidaya&Itemid=41

Advertisements

Artikel Terkait Lainnya

JAKARTA – Manajer Program Hukum dan Masyarakat Epistema Institute, Yance Arizona mengutarakan, eksistensi masyarakat adat sangat perlu diakui negara. Bahkan, tak cukup hanya pengakuan. Putusan Mahkamah Konstitusi No. 35/PUU-X/2012 dilapanagn faktanya masih banyak terjadi pengabaian terhadap hak-hak masyarakat adat. Yance menyatakan, kalau sebelumnya hutan adat adalah hutan negara, setelah putusan MK 35/2012, hutan adat adalah […]

Advertisements Medan – Jaksa Agung Muhammad Prasetyo mengatakan proses eksekusi lahan sawit milik pengusaha DL Sitorus seluas 47 ribu ha di Kabupaten Padang Lawas, Sumatera Utara, sudah selesai. Kejaksaan Agung sudah menyerahkan lahan tersebut kepada Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup. “Perkara DL Sitorus menyangkut barang bukti seluas 47 ribu ha sudah diserahkan secara […]

KOTA KINABALU – Menteri Sains, Teknologi dan Inovasi, Datuk Ewon Ebin mengatakan, salah satu dari tiga proyek yang memanfaatkan minyak sawit atau biorefinery di Sabah dan Sarawak, telah disetujui oleh komite Bioeconomy Transformation Programme (BTP). Genting Plantations Berhad bakal berkolaborasi dengan Elevance Renewable Sciences, sebuah perusahaan kimia asal Amerika Serikat, untuk membangun biorefinery. Seperti tulis […]

Advertisements Amerika Serikat – Merujuk laporan Lembaga Swadaya Masyarakat Lingkungan dunia, Forest Heroes, menuding perusahaan sawit PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) bertaggung jawab terhadap kerusakan hutan tropis. Sebelumnya PT Astra Agro Lestari Tbk telah berjanji tidak bakal membangun perkebunan kelapa sawit di hutan tropis, tetapi Forest Heroes menganggap janji PT Astra Agro […]

HERSHEY – Perusahaan Hershey, April 2015 melaporkan hasil penggunaan bahan baku dari sumber minyak sawit berkelanjutan, yang didukung lewat kerjasama strategis dengan The Forest Trust (TFT). Tercatat Harshey, telah menggunakan minyak sawit berkelanjutan sebanyak 94% dari semua pabrik yang menggunakan minyak sawit secara global. Kabarya Harshey, sedang melakukan pemetaan rantai pasok hingga ke perkebunan, yang […]