Jakarta – Pemerintah Kalimantan Tengah berkomitmen untuk mengembangkan pendekatan yurisdiksi untuk produksi kelapa sawit berkelanjutan. Inisiatif ini diluncurkan dengan penandatangan Deklarasi “Kalimantan Tengah Menuju Pembangunan Pedesaan yang Rendah Emisi” oleh Dr. A. Teras Narang, SH, Gubernur Kalimantan Tengah, pada kegiatan pertemuan tahunan Governor’s Climate and Forest Task Force (Gugus Tugas Gubernur untuk Iklim dan Hutan) di Barcelona.

Pertemuan tahunan yang diselenggarakan oleh pemerintah provinsi Kalimantan Tengah bekerjasama dengan Earth Innovation Institute dan Yayasan Inovasi Bumi dihadiri oleh 16 gubernur dari Asia, Amerika Latin dan Afrika yang berkumpul untuk menemukan solusi untuk menjawab tantangan dunia antara lain perubahan iklim, deforestasi dan pengentasan kemiskinan di pedesaan. Kehadiran para gubernur mewakili negara dan provinsinya merepresentasikan 25% hutan tropis dunia, termasuk di dalamnya mencakup 75% dari hutan Brazil dan lebih dari separuh hutan di Indonesia dan Peru.

Pada umumnya sertifikasi dilakukan pada satu area perkebunan/pabrik kelapa sawit milik perusahaan atau petani sawit, yang mana seringkali mengalami kesulitan untuk menerapkan ketentuan deforestasi dan emisi gas rumah kaca.

Melalui pendekatan yurisdiksi, sertifikasi produksi kelapa sawit dilakukan di dalam wilayah provinsi dengan menerapkan model pembangunan desa yang bertujuan untuk mengurangi deforestasi dan emisi gas rumah kaca, dan pada saat bersamaan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pengakuan terhadap hak-hak masyarakat adat.

Menurut Darrel Webber, Sekretaris Jenderal RSPO, “Deklarasi ini merupakan sebuah terobosan yang sangat baik dalam rangka mengakselerasi pencapaian minyak sawit berkelanjutan sebagai norma. Pemerintah Kalimantan Tengah harus menjadi contoh tidak hanya untuk provinsi lainnya di Indonesia yang memproduksi kelapa sawit, tapi untuk negara produsen kelapa sawit lainnya. RSPO menyambut dan mendukung komitmen ini dan mengajak seluruh pemangku kepentingan di komunitas internasional dan di seluruh rantai pasok untuk juga turun memainkan perannya dalam mendukung tercapainya tujuan dari inisiatif ini.”

Darrel menambahkan, “Komitmen ini menunjukkan kolaborasi dari semua pemangku kepentingan termasuk pekebun sawit, dan organisasi non pemerintah yang bekerja sama dengan pemerintah provinsi untuk menjawab tantangan lingkungan, sosial, dan ekonomis dalam produksi kelapa sawit.”

Advertisements

Artikel Terkait Lainnya

JAKARTA – Dewan Karet Indonesia optimistis dapat meningkatkan serapan karet alam domestik hingga 1 juta ton per tahun dari total produksi karet alam Indonesia sekitar 3,1 juta ton per tahun.  Hal ini asalkan pemerintah serius mengimplementasikan instruksi presiden (inpres) tentang peningkatan serapan domestik untuk karet alam pascapenerbitannya, yakni mewajibkan setiap proyek infrastruktur yang dikerjakan pemerintah […]

Uni Eropa mengapresiasi terhadap kebijakan Indonesia dalam menerapkan sistem Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) pada industri kelapa sawit. Sehingga produk kelapa sawit aman bagi kesehatan dan juga ramah lingkungan. Kepala Sekretariat ISPO Herdrajat Natawidjaya mengatakan, apresiasi Uni Eropa kepada Indonesia tercermin dalam menerima delegasi Indonesia pada sosialisasi ISPO di negara Eropa, seperti Belanda, Belgia, […]

Keputusan pemerintah menjalankan dan mengelola dana minyak sawit akan membawa dampak bagi perkembangan industri minyak sawit di masa depan. Terutama ketika industri minyak sawit menghadapi situasi sulit seperti sekarang. Joko Supriyono, Ketua Umum GAPKI menyatakan hal ini ketika membuka Indonesian Palm Oil Conference yang ke 11. Indikator berada dalam situasi sulit ditunjukkan dengan harga […]

Jusuf Kalla saat membuka IPOC di BaliAda 4 hal yang harus dilakukan oleh industri kelapa sawit Indonesia yaitu memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat, devisa yang dihasilkan semuanya disimpan di dalam negeri, memperhatikan lingkungan dan meningkatkan nilai tambah dengan membangun industri hilir. Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla menyatakan hal ini ketika membuka Indonesian Palm Oil […]

Malaysia dan Indonesia masing-masing akan menanamkan US$5 juta untuk operasi-operasi awal badan minyak kelapa sawit gabungan yang baru, yang tugas-tugasnya termasuk menstabilkan harga dan mengelola tingkat pasokan, menurut pihak berwenang di kedua negara Sabtu (21/11). Sekretariat dewan akan berlokasi di Jakarta dan keanggotaan akan diperluas ke seluruh negara-negara penanam kelapa sawit, termasuk Brazil, Kolombia, Thailand, […]