KOJA (Pos Kota) – Harga  cabe dan sejumlah sayuran lainnya masih bertengger mahal. Bahkan hingga saat ini harga cabe masih berkisaran antara Rp 60 hingga Rp 65 ribu/kg. Kondisi inilah yang dikeluhkan pedagang sayur dan penjual makanan.

Atas kondisi inilah masyarakat meminta kepada pemerintah  secepatnya menstabilkan harga  kebutuhan pokok terutama sayur mayur agar kembali normal. “Hingga saat ini harga cabe masih tinggi dari sebelumnya Rp 80 ribu sekarang Rp 60-65 ribu/kg. Dengan kondisi ini tentu masih sangat memberatkan warga,”kata Herman,31.

Diakui, pemilik warung Tegal di Simpang Lima Semper, Tugu Utara, Koja, Jakarta Utara meski turun namun banyak masyarakat seperti dirinya merasa keberatan. Sebab setiap makanan yang ia sajikan seluruhnya menggunakan cabe.

Bahkan jika tidak dilakukan tentu akan dikomplain pembeli. “Memang saya sempat mengurangi cabe, tapi oleh pelanggan saya ditanya, karena sambelnya kurang pedes’ “kata Herman.

Ia juga menambahkan kenaikan itu bukan hanya cabe saja, tapi harga boncis juga merangkak naik dari Rp 12 ribu sekarang ikut-ikutan naik menjadi Rp 24 hingga 25 ribu. Begitu pula dengan pare dari Rp 10 ribu kini naik menjadi 12 ribu.

Sementara itu Koko,34, pedagang sayur mayur di Pasar Koja Baru, mengaku dirinya juga sering dikomplain warga terkait  kenaikan itu. Bahkan saat ini untuk menyiasai agar kebutuhan itu masih tetap terjual habis dirinya mengurangi belanja.

“Biasanya dalam satu hari saya bisa menjual cabe antara 12 hingga 15 kg/hari tapi sekarang hanya 6 hingga 7 kg. Sebab, selain barang-barang mahal, jualan sepi banget. Jika ini tidak segara diatas kami bisa-bisa pedagang kecil bisa gulung tikar,”kata Koko.

Diakui oleh pria warga Kampung Beting, Semper Barat, Cilincing, Jakarta Utara ini memang menjelang lebaran hingga saat ini kebutuhan pokok terutama sayur mayur mengelami kenaikan. Meski begitu ia berharap pemerintah segera mengambil sikap dengan tujuan agar harga-harga tersebut kembali normal.

“Selama saya jualan 12 tahun lalu baru kali ini harga cabe seperti harga emas. Maka dari itu saya berharap pemerintah segera ambil sikap jangan diam saja,”terangnya.  (Wandi)

Advertisements

Artikel Terkait Lainnya

JAKARTA – Kementerian Pertanian (Kementan) memastikan stok pangan aman untuk menghadapi Ramadan dan Idul Fitri tahun ini. Selain itu, harga pangan juga dipastikan tidak akan menekan konsumen. Demikian disampaikan Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementan Agung Hendriadi  dalam Forum Merdeka Barat (FMB) 9 yang diselenggarakan di Kementerian Komunikasi dan Informatika, Senin (13/5/2019). “Kami telah berkoordinasi dengan kementerian/lembaga […]

BEKASI  – Harga sembako galam kelompok bumbu dapur cenderung masih tinggi alias mahal. Hal ini terdapat pada golongan bawang yaitu bawang putih kating yang bertahan sebulan belakangan ini Rp60 ribu/kg. Sedangkan bawang putih banci atau biasa hanya Rp45 ribu/kg. “Saking mahalnya bawang putih kating nggak dijual. Adanya banci. Siapa yang mau beli. Emak-emak pada teriak […]

SUKABUMI – Harga komoditi cabai merah di sejumlah pasar tradisional di Kota Sukabumi, Jawa Barat turun. Dari harga pekan lalu Rp24 ribu per kilogramnya turun Rp6 ribu, kini Rp18 ribu. Penurunan juga dialami harga komoditi cabai rawit merah sebesar Rp4 ribu. Kini harganya Rp28 ribu dari sebelumnya Rp32 ribu per kilogramnya. Begitupun bawang putih impor, […]

JAKARTA – Pedagang ketoprak sejak seminggu belakangan mengurangi takaran bawang putih untuk sepiring dagangan yang dijualnya. Hal itu dilakukan lantaran harga bumbu dapur ini terus meroket sehingga membuat mereka teriak. Slamet, 41, pedagang di wilayah Jatinegara yang mengaku harus sedikit mengurangi takaran bumbu. Pasalnya, harga bawang putih dinilai sudah sangat tinggi dan membuatnya kebingungan. “Beli […]

JAKARTA – Lahan kosong milik Kebun Bibit Pertanian di Jalan Aselih, Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan milik Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta yang kosong dimanfaatkan untuk ditanami sayur-sayuran. Ini dilakukan selain mengantisipasi diserobot orang juga untuk menambah perekonomian masyarakat. Fatmawati, 52,warga RW 05 Ciganjur mengaku senang bisa memanfaatkan lahan kosong ini. Sebab […]