SETIAP tahun kota Tubingen di negara bagian Baden-Württemberg, Jerman, seakan menjadi magnet bagi pemburu, penikmat dan pencinta cokelat.

Di kota yang terletak di tepi Sungai Neckar ini setiap tahun digelar festival cokelat yang bertajuk ChocolART, kata wartawan di Jerman, Arti Ekawati.

Dan untuk tahun ini festival diselenggarakn mulai 5 hingga 10 Desember

Aroma cokelat langsung tercium begitu pengunjung menghampiri stan yang berjumlah tak kurang dari 100, yang berasal dari berbagai negara, termasuk produsen cokelat dan biji kokoa seperti Belgia, Jerman, Swiss, Italia, Ekuador dan Kolumbia.

Cokelat beragam rasa dapat ditemui di sini mulai dari rasa jeruk, buah ara, jamur truffel dan salami hingga yang bertabur kelapa, bubuk kopi dan rempah seperti cabai dan lada.

Harganya pun beragam mulai dari 2,5 euro untuk sebatang kecil cokelat.

Berbagai kursus singkat membuat cokelat praline maupun kue tart cokelat juga tersedia sehingga pengunjung baik anak-anak maupun dewasa bisa membuat cokelat dengan bermacam bentuk dan rasa sesuai selera.

Karena tempatnya terbatas, pengunjung perlu mendaftar sebelumnya untuk mengikuti kursus ini dengan biaya sekitar 25 euro (sekitar Rp400.000) selama 1,5 jam.

Terkenal karena kecintaannya akan cokelat, warga Tubingen, Erwin Hildenbrand, pada 1930 untuk pertama kalinya membuat kue black forest atau yang dalam bahasa Jerman disebut Schwarzwälder Kirschtorte.

coklat1

Kue tart klasik yang terbuat dari coklat, krim, dan buat ceri ini kemudian terkenal dan digemari di seluruh dunia.

Selain rasa, bentuk cokelat yang ditawarkan pun beraneka mulai dari biola, mesin jahit, hingga cangkir.

Semakin kompleks bentuk dan semakin besar ukuran, semakin mahal pula harganya.
Cokelat berbentuk tas tangan perempuan ini misalnya, dijual seharga 20 euro atau sekitar Rp300.000 per buah. Sedangkan yang lebih kecil dan berbentuk biola dijual seharga 17 euro (Rp270.000).

coklat2

Cokelat berbentuk sepatu kulit untuk lelaki ini dibuat sangat menyerupai bentuk aslinya.
Selain itu, ada pula cokelat yang berbentuk fragmentasi yang diambil dari cerita rakyat populer Jerman seperti Hansel und Gretel. Untuk para penggemar perkakas, tersedia juga cokelat berbentuk tang, mur dan perkakas lainnya. Tentunya semuanya dapat dimakan.

Selain makanan, ada juga cokelat dalam bentuk minuman seperti bir yang bercita rasa cokelat.

Namun bila tidak ingin meminum alkohol, ada juga minuman cokelat panas seharga enam euro atau sekitar Rp95.000, harga sudah termasuk cangkirnya.

Jika Anda tidak ingin memiliki cangkir itu, bisa dikembalikan setelah coklat habis dan Anda bisa mendapatkan kembalian tiga euro (Rp47.000).

Festival ini juga menjadi ajang para pengrajin cokelat dan kembang gula mempertunjukkan kelihaian mereka. Salah seorang pengrajin, Dorte Schetter, dari rumah produksi cokelat Dorte’s Marzipan Atelier melukis bola-bola berukuran besar.

Schetter adalah salah satu master cokelat dan manisan yang disegani di Jerman dan sudah memperoleh berbagai penghargaan.
Untuk melukis gambar dengan tema Natal dan musim dingin ini ia memakai bahan baku bubuk kokoa, cokelat dan minyak. Udara dingin menjadi tantangan tersendiri karena ia harus berdiri atau duduk beberapa jam di stan terbuka untuk menyelesaikan lukisannya.

Ketika langit berangsur gelap, sekitar pukul lima sore pada musim dingin, pengunjung bisa menikmati pertunjukkan proyeksi lampu yang menghias dinding bangunan di kota tua Tubingen.
Khusus pada Sabtu, 9 Desember, festival berlangsung hingga pukul 11 malam, jauh lebih lama daripada hari lain yang hanya sampai pukul 7 atau 8 malam.

Kesadaran untuk memproduksi cokelat secara etis berkembang pesat di Eropa.

Proses produksi ini menitikberatkan keadilan ekonomi dan kesejahteraan bagi para pekebun kakao serta kesinambungan ekosistem di lahan-lahan perkebunan kakao di seluruh dunia.

Berdasarkan data Organisasi Kokoa Internasional (ICCO) tahun 2010/2011 lebih dari separuh biji kokoa diproduksi oleh negara-negara di Afrika seperti Ghana dan Pantai Gading.

Lebih dari separuh biji ini kemudian diekspor ke Eropa untuk diolah menjadi produk akhir cokelat. Hanya sekitar 0,3% biji kokoa yang berakhir untuk diolah di dalam wilayah Afrika.

Suhu udara yang mencapai beberapa derajat di bawah nol terbukti tidak menyurutkan semangat pengunjung.

Semakin malam semakin ramai dan semarak dengan lampu-lampu. Festival ini juga merangkul para konsumen yang menganut vegan dengan adanya beberapa stan yang menjual cokelat vegan dan peduli terhadap kesejahteraan binatang dalam proses produksinya.(BBC)

Advertisements

Artikel Terkait Lainnya

JAKARTA – Kementerian Pertanian (Kementan) memastikan stok pangan aman untuk menghadapi Ramadan dan Idul Fitri tahun ini. Selain itu, harga pangan juga dipastikan tidak akan menekan konsumen. Demikian disampaikan Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementan Agung Hendriadi  dalam Forum Merdeka Barat (FMB) 9 yang diselenggarakan di Kementerian Komunikasi dan Informatika, Senin (13/5/2019). “Kami telah berkoordinasi dengan kementerian/lembaga […]

BEKASI  – Harga sembako galam kelompok bumbu dapur cenderung masih tinggi alias mahal. Hal ini terdapat pada golongan bawang yaitu bawang putih kating yang bertahan sebulan belakangan ini Rp60 ribu/kg. Sedangkan bawang putih banci atau biasa hanya Rp45 ribu/kg. “Saking mahalnya bawang putih kating nggak dijual. Adanya banci. Siapa yang mau beli. Emak-emak pada teriak […]

SUKABUMI – Harga komoditi cabai merah di sejumlah pasar tradisional di Kota Sukabumi, Jawa Barat turun. Dari harga pekan lalu Rp24 ribu per kilogramnya turun Rp6 ribu, kini Rp18 ribu. Penurunan juga dialami harga komoditi cabai rawit merah sebesar Rp4 ribu. Kini harganya Rp28 ribu dari sebelumnya Rp32 ribu per kilogramnya. Begitupun bawang putih impor, […]

JAKARTA – Pedagang ketoprak sejak seminggu belakangan mengurangi takaran bawang putih untuk sepiring dagangan yang dijualnya. Hal itu dilakukan lantaran harga bumbu dapur ini terus meroket sehingga membuat mereka teriak. Slamet, 41, pedagang di wilayah Jatinegara yang mengaku harus sedikit mengurangi takaran bumbu. Pasalnya, harga bawang putih dinilai sudah sangat tinggi dan membuatnya kebingungan. “Beli […]

JAKARTA – Lahan kosong milik Kebun Bibit Pertanian di Jalan Aselih, Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan milik Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta yang kosong dimanfaatkan untuk ditanami sayur-sayuran. Ini dilakukan selain mengantisipasi diserobot orang juga untuk menambah perekonomian masyarakat. Fatmawati, 52,warga RW 05 Ciganjur mengaku senang bisa memanfaatkan lahan kosong ini. Sebab […]